Oleh Hendrika LW
CANTIK DAN BUGAR.COM - Sore itu Abi mengajakku ngopi di sebuah kafe, pinggiran kota. Katanya, ada pekerjaan yang perlu dibicarakan. Sebagai staf, aku mengiyakan saja. Kupikir, pasti sangat penting. Karena Abi tidak biasa kopdar di luar kantor.
Jazz putih meluncur perlahan, menyusuri jalanan yang terkesan romantik. Tak ada firasat apapun. Polos-polos saja pikiranku. Setiba di sana, suasana jadi berubah. Ketika Abi bicara tentang dirinya dan bisnis yang digelutinya selama ini. Terlebih saat dia menggenggam tanganku, di antara hangatnya kepulan kopi luwak.
Perasaanku merambat kemana-mana. Aku mulai kagum padanya. Pada kecerdasan dan intuisi bisnisnya, yang luar biasa. Merembes juga rasa suka. "Duh, Gusti. Salahkah aku?" Beberapa jam saja di sini, membuat diriku seperti berada di atas awan. Mimpikah aku? Kucubit lenganku, sakit. Abi masih di dekatku, asyik menyeruput kopinya. Kuseruput juga kopiku. Lalu kami pulang. Dan setelah itu tak ada lagi cerita. Abi menghilang. Hanya kafe dan kepulan kopi luwak, yang menyimpan kisah. (*)
0 Komentar