![]() |
Budayawan : Mbah Yongki dan Nyai Putut |
CANTIK DAN BUGAR.COM - Tak ada yang tahu batas usia. Ajal menjemput kapan saja ia mau. Lalu ia membawa pulang, kembali kepada empunya. Hari ini, Selasa Pon, 28 Maret 2023 kabar duka menyelimuti bumi arema. Yongki Irawan, seorang pegiat seni yang sangat konsisten melestarikan kesenian tradisional, telah berpulang.
Pria kelahiran Malang, 72 tahun silam ini telah lama berkiprah di dunia seni budaya khususnya kesenian malangan. Bersama Sanggar Budaya Young Q, ia telah menelurkan beberapa seni tari sarat makna, yang menggambarkan kehidupan masyarakat yang dinamis dan berkesenian. Diantaranya, Tari Pecut, Tari Kampung Laut, Tari Petik Apel, Tari Kuda Lumping, Fragmen Nyai Puthut dan banyak lainnya.
Diantara karya-karya tersebut, Nyai Puthut menjadi salah satu ikon karakter yang sangat melekat dengan pribadi Mbah Yongki, panggilan akrabnya. Boneka Nyai Puthut terbuat dari bahan sederhana. Kepalanya terbuat dari batok kelapa yang diberi gambar wajah. Di bagian belakang kepala boneka, terdapat kayu yang memanjang ke bawah. Bagian tengahnya tersambung dengan rangka anyaman bambu yang membuat tubuhnya bervolume.
Kemudian rangka boneka tersebut dipercantik wajahnya dengan riasan, dan diberi pakaian adat jawa lengkap dengan hiasan kepala. Mbah Yongki sangat piawai memainkan boneka Nyai Putut ini, sehingga ia "hidup" dan bergerak mengikuti "mantra" yang dibacakannya, Sesungguhnya mantra tersebut adalah kata-kata sugesti, murni ilmu intuisi.
Alkisah, para petani membuat orang-orangan sawah untuk menakut-nakuti burung yang akan memakan padi. Mereka menggerakkannya dari jauh dan ternyata berhasil mengusirnya. Sebagai ucapan syukur karena panen melimpah, mereka membuat boneka orang-orangan sawah itu dan memberi nama Nyai Puthut.
Dalam ritual syukur kepada Sang Hyang Batari Sri, Dewi Kesuburuan itu, mereka mendengarkan tembang-tembang yang mengandung petuah hidup. Seiring waktu Nyai Puthut berkembang menjadi sebuah permainan, yang identik dengan sesaji, dupa, kemenyan dan berbagai bunga yang mekar dan harum. Sebenarnya fungsi sesaji ini sebagai pengharum ruangan dan menambah konsentrasi doa. Bukan untuk memanggil roh halus atau klenik seperti anggapan banyak orang. Selamat jalan Mbah Yongki. Terima kasih untuk semua jasamu. Doa kami selalu menyertaimu.(*)
(Hendrika LW)
Catatan, melansir dari beberapa sumber
0 Komentar